Careva Jhilly Kahanaya S, mahasiswa program studi S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UNY berhasil menorehkan prestasi dengan lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2025. Bersama dengan Rahmat Joan Pratama, Bagus Hermawan (Sastra Indonesia), Resti Aryani Widyaningsih (Psikologi), dan Isnaini Putri Ayu Sulistiyowati (Teknologi Pendidikan) menjadi satu di antara 22 tim dari UNY yang lolos pendanaan. Jhilly dan tim membuat program berjudul “Pengembangan Flash Card Terintegrasi Augmented Reality Berbasis Tradisi Nyabuk Gunung sebagai Media Edukasi Mitigasi Bencana Tanah Longsor bagi Anak”. Ide program ini berangkat dari permasalahan tingginya angka bencana tanah longsor di Indonesia, khususnya di daerah pegunungan seperti Kabupaten Magelang. Bncana tanah longsor ini sangat berisiko bagi kelompok rentan salah satunya anak-anak. “Untuk menekan risiko terjadinya korban pada anak-anak, edukasi terkait mitigasi bencana tanah longsor menjadi penting. Kebetulan, kami menemukan kearifan lokal Nyabuk Gunung sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tanah longsor.” ujar Jhilly. Nyabuk Gunung sendiri merupakan kearifan lokal di bidang pertanian yang dimiliki oleh masyarakat di Dusun Butuh, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Materi mitigasi bencana tanah longsor dan Nyabuk Gunung akan dikemas dalam bentuk media flash-card yang terintegrasi teknologi augmented-reality. Dengan media tersebut, diharapkan materi mitigasi bencana dan Nyabuk Gunung ini dapat disampaikan secara menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak, sehingga dapat lebih efektif. Pelaksanaan program ini nantinya akan melalui proses analisis kebutuhan, perancangan produk, pengembangan produk, implementasi, dan evaluasi. “Kami akan melaksanakan program ini kurang lebih dalam 5 bulan, dari Juli - November, dengan subjek penelitian pada anak-anak SD di lereng Gunung Sumbing supaya riset ini lebih relevan,” terang Jhilly. Tahun ini, sebanyak 1.590 judul proposal lolos terdanai dari total 33.000-an proposal yang dikirim. Artinya, hanya kurang dari 5% proposal yang didanai. Nantinya, dari seluruh proposal yang didanai akan diseleksi lagi untuk menentukan siapa yang berhak melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).